Sabtu, 04 Desember 2010

Ada yang paling benarkah selain Jama'ah Qur'an Hadits / Qur'an Hadits Jama'ah.?!

Yang lucunya ada kaum yang merasa paling top dan merasa benar sendiri. Merasa mengikuti kelakuan para salafus shalihin yang nggak ada duanya di muka bumi. Tapi nyatanya jauh panggang dari api. Mau tahu apa julukan mereka? Ya, anda benar! Mereka terkenal sebagai "gerombolan" SALAFI (maksudnya adalah salafy imitasi atau salafi rakitan).

Sebenarnya tidak salah salah banget menyebut diri mereka dengan as salafi, al atsari, ahli hadits, atau al muwahidun, asalkan mereka benar benar mau konsekuen antara kelakuan dan ucapan.
Qur'an Learning centre (QLC)
Di banyak situs dan blog omong kosong mereka, seringkali mereka merasa 'ge er' dengan sebutan atau penisbatan diri dengan kata SALAFI, yang mana meski belajar langsung di Mekah Madinah dengan para ulama ulama terkemuka disana selama 10 tahun lebih, KH. Ubaidah sendiri tidak mau memakai istilah ini. Sebab sebagaimana kita ketahui, KH. Ubaidah lebih suka menyandarkan apa apa yang sudah "mentok langit" (istilahnya). Yang tidak ada bandingannya.

Contoh: mana ada ustad ustad salafi rakitan yang selalu istiqamah dan menomorsatukan "nasehat pokok" seperti yang warga QHJ punya. Buat saya, nasehat sederhana ini adalah nasehat yang maha penting untuk selalu dicamkan setiap manusia sampai mati:

"Satu satunya jamaah agar tetap menetapi, memerlukan, dan mempersungguh Quran Hadits Jamaah sampai tutup pol ajal matinya masing masing kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun keadaaannya"

Sungguh nasehat yang tidak ada bandingannya!

Nasehat sederhana ini adalah harga mati. Tidak bisa tidak. Karena sudah jadi aturan Allah dan Rasul seperti itu adanya.

Ada nasehat yang lebih dalam dan lebih tinggi derajatnya dibanding nasehat ini? Tidak ada. Karena nasehat ini adalah nasehat sapu jagad. Semua aspek ibadah di dunia tercakup di dalamnya. Mentok langit saya bilang

Jadi, buat apa ngaku "ana salafi" kalau cuma modal jenggot, jidat item pertanda bekas sujud, pinter kopi paste, pinter bahasa Arab, atau pinter berpropaganda saja tanpa ada konsekusensi ibadah menurut jalur dan tata cara yang seharusnya?

Maka saya katakan: tidak usahlah ikut ikutan tren dengan mengucap "ana salafi". Sebab kalau kita sudah secara konsekuen melaksanakan isi Quran dan Hadits secara mankul musnad mutasil, cukuplah bilang "saya Quran Hadits Jamaah". Dimana maksudnya "saya adalah seorang jamaah yang berlandaskan Quran Hadits dalam beribadah". Yang penting tetap luruskan niat karena Allah.

Quran Hadits Jamaah sudah cukup. Sesuai dalil:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
Hai orang-orang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada RasulNya dan ulil amri di antara kamu sekalian. Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Quran) dan Rasul (Hadits) jika kalian beriman kepada Allah dan hari kemudian... al ayat (QS.4:59)

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ
Dan barang siapa yang taat Allah dan RasulNya, akan memasukkan (Allah) kepadanya ke dalam surga

وَمَن يَعْصِ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا
Dan barang siapa yang menentang Allah dan RasulNya dan melanggar ketentuan Allah, akan memasukkan (Allah) kepadanya ke dalam neraka

Jadi, masih ada penisbatan diri yang lebih mulia disisi Allah selain "Quran Hadits Jamaah"?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar