Jumat, 28 Januari 2011

Witir (Ganjil)

Dulu saya sering mendengar penyampai mengumandangkan dalil; Innallaha witr yuhibbu witr – Sesungguhnya Allah itu ganjil dan senang dengan yang ganjil (Rowahu Bukhori, Muslim dan Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya dari Abu Huroiroh), untuk mendasari mengucap salam lebih dari 1 kali dan menjadikannya 3 kali. Sekarang rasanya jarang mendengar dalil itu lagi. Sudah terbiasa atau emang jarang digunakan lagi. Memang dalam kehidupan ini hampir semua hitungan yang dijadikan sebagai aturan jumlahnya ganjil. Contohnya jumlah rekaat sholat sehari - semalam 17 rekaat, tarawih 11 rekaat, hitungan wudhu yang paling disenangi/sempurna juga 3 kali – 3 kali, mau istinja jumlah batunya juga ganjil, 3, 5, dst. Sampai kita kenal angka 313, sebutan 7 langit dan malam ganjil untuk mencari pahala lailatul qodar. Itu mungkin deskripsi witir dalam kehidupan nyata ini. Lupakan itu semua, yang ingin saya ketengahkan kali ini adalah masalah sholat witir. Ada apa dengannya?

Sebenarnya tak ada apa – apa, saya hanya penasaran, kenapa sih saya tidak bisa melakukan sholat witir? Kenapa hanya di bulan puasa saja tertib witirnya? Di bulan yang lain kok tidak tertib? Dan saya sudah berusaha 3 tahun terakhir ini untuk bisa menjalankan salah satu sunnah tersebut. Hasilnya masih juga bolong – bolong. Berbagai kiat dan giat sudah dilakukan, akhirnya saya menjatuhkan pilihan melakukan sholat witir sebelum tidur. Itu yang saya mampu. Itu yang saya bisa. Mungkin kadang terlihat aneh, sore – sore kok witir. Habis mau bangun malam kadang kebablasan. Sejujurnya bukan kadang – tetapi banyak bablasnya ketimbang bangunnya sehingga gak witir. Niat sih ada terus, tapi apakah hidup ini cukup dengan niat saja? He, he, he,,,,lha da lah,,,,,,…

Dulu Pak ustad di kampung saya memberikan wejangan - tip yang sederhana dan ciamik. Dia bilang, “Untuk melatih sholat witir, tambahkanlah sehabis sholat sunnah ba’da isya 1 rekaat saja.” Maka dulu kami pun ramai – ramai mengerjakannya sehabis sholat sunah ba’da isya. Sekian waktu berlalu dan semakin meluntur kegiatan itu, saya terpacu lagi untuk memulainya - sebagai bagian taqorrub ilallah dari hamba yang lemah ini. Semoga tidak terlambat.

Ya, ini memang sunah bukan wajib. Bahkan mungkin ada yang mencibirnya. Namun bagi saya adalah sebuah jalan besar menuju kecintaan kepada Allah. Di samping jalan lain yang mungkin orang tempuh. Sebab banyak jalan menuju keridhoan Allah, bukan hanya ke Roma saja.

Nah, bagi yang mau menempuh jalan sholat witir untuk mempertinggi derajat amalannya berikut beberapa dalil tentangnya.

Dari Ali ra., ia berkata, ‘Witir bukan keharusan seperti sholat wajib kalian, akan tetapi Rasulullah SAW biasa melakukannya, dan Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah adalah witir, mencintai witir, maka lakukanlah sholat witir wahai ahli qur’an.” (Rowahu Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah)

Dari Jabir ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa khawatir tidak bangun di akhir malam, maka hendaknya dia berwitir di awalnya, dan barangsiapa yakin akan bangun di akhir malam, maka hendaknya dia berwitir di akhirnya, karena sholat diakhir malam disaksikan dan dihadiri (oleh malaikat) dan itu lebih utama.” (Rowahu Muslim).

Dari Jabir ra., dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai ahli qur’an, berwitirlah kalian karena Allah adalah witir dan menyukai witir.” (Rowahu Abu Dawud).

Dari Abu Tamim al-Jaisyani, dia berkata, aku mendengar Amru bin al-Ash berkata, seorang lelaki memberitahukan kepadaku bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menambahkan satu sholat kepada kalian, maka tegakkanlah ia diantara isya dan shubuh, yaitu sholat witir”. (Rowahu Ahmad)

Dari Abu Huroiroh r.a, dia berkata, ”Kekasihku SAW mewasiatkan kepadaku tiga perkara, agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan, melaksanakan sholat dhuha 2 rekaat dan melaksanakan sholat witir sebelum tidur.”[Rowahu Al-Bukhory (Kitaabu al-Jumu’ati), Muslim ( Kitaabu Sholaati al-Mufaasiriina wa qoshrohaa), Abu Dawud (Kitaabu As-Sholaah), at-Tirmidzi (Kitaabu as-Shoumi) dan an-Nasa’i (Kitaabu as-Shiyaami)].

Dari Abu Darda’, dia berkata, “Kekasihku SAW mewasiatkan tiga perkara kepadaku, aku tidak akan meninggalkannya selama aku hidup; yaitu puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha dan agar aku tidak tidur sebelum sholat witir.” (R. Muslim, Abu Dawud dan an-Nasa’i).

Jadi, sekarang bukan hanya salam saja yang kita jangkepi witir. Sholat sunnah kita pun rasanya perlu juga diperjuangkan. Setidaknya dengan tip di atas. Sholat witir sehabis isya atau sebelum tidur. Silahkan dicoba. Kenapa tidak?

Oleh:Ustadz.Faizunal Abdillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar