Selasa, 09 Juli 2013

Mengapa antara Muhammadiyah dengan LDII terjadi perbedaan dalam menentukan awal Romadhon.?

Jika LDII menyatakan bahwa puasa dimulai pd tgl 10-07-2013, berarti LDII mengekor kpd Pemerintah..?

Begini lho duduk perkara yg sebenar'a:

Menurut metode kalender hijriyah, penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali ( hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtima' ).
Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari.
Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari.
Semuanya tergantung pada penampakan hilal.

Nah, menurut Muhammadiyah, seluruh bulan dihitung 29 hari, cuma Romadhon saja yg boleh dihitung 30 hari.

Inilah yg memicu timbulnya selisih dalam penentuan awal Romadhon..

Kalo LDII tetap mengacu kpd metode menurut dalil hadits.

“Satu bulan itu dua puluh sembilan hari. Maka, janganlah kalian memulai ibadah shaum sampai kalian melihat Al-Hilâl, dan janganlah kalian ber’idul fitri sampai kalian melihatnya. Jika terhalang atas kalian maka sempurnakanlah bilangan (bulan menjadi) tiga puluh (hari).”
(HR.Bukhâri no 1907)

Jd LDII bukan ngikut apa kata pemerintah, tapi ngikut apa kata Rosulullah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar