Rabu, 19 Juni 2013

Sang Bidadari dari Surga

Daftar Isi Pengantar Sang Bidadari dari Surga • Seribu keistimewaan • Kutemukan sebuah cahaya • Sang bidadari dari surga • Indahnya buah kesabaran • Tangga kesabaran • Kemiskinan dan kekufuran Membuka ruang hati • Membuka ruang hati • Memiliki tak selalu berarti menikmati • Bersyukur • Tasbih sang nenek • Klakson ketidaktahuan • Belajar bersyuku Pengantar Sujud syukur kehadirat Allah SWT. dengan sifat “rahman dan rakhim-Nya”masih memberi kesempatan kepada “hamba yang hina ini” untuk menarik nafasdalam setiap ujung kehidupan dunia ini. Shalawat serta salam senantiasa kitahaturkan kepada junjungan kita “Kanjeng Nabi Muhammad SAW” besertasahabat-sahabatnya.Ebook ini, saya beri judul ”Sang Bidadari dari Surga” merupakan salah satuartikel dalam kumpulan artikel dalam ebook ini. Ebook ini sebenarnyamerupakan kumpulan artikel yang saya tulis dalam blog saya www.kangtris.com.Harapan saya ebook ini bisa menjadi salah satu bahan inspirasi bagi kita semuadalam mengarungi kehidupan ini.Artikel yang saya tulis, ada beberapa yang berasal dari pengalaman nyata pribadisaya, selain itu beberapa kisah fiksi yang sengaja saya tulis dari berbagai kisahsahabat dan sumber inspirasi lainnya.Terima kasih saya haturkan kepada guru-guru ngaji saya, seperti Al MukaromKH. Abdul Khaliq, Habib Yusuf bin Habib Ahmad serta sahabat – sahabat yangtidak bisa saya sebutkan satu persatu. Khusus kepada isteri tercinta ChusnulChotimah yang telah meluangkan waktunya untuk bersama-sama belajar di jalanAllah.Terakhir, silahkan kritik dan saran dari sahabat bisa kirim via email kekangtris@yahoo.co.id atau kunjungi blog saya www.kangtris.com.Salam,Imam Sutrisno Sang Bidadari dari Surga www.kangtris.com1 Seribu Keistimewaan Suatu sore sehabis maghrib, terlihat seorang berusia empat puluhan tahun datangberkunjung ke tempat Kyai Ilyas. Orang itu berpakaian sederhana, berperawakansedikit kerempeng, memakai baju koko hijau, dan berkain sarung, terlihat kopiahhitam menempel di kepalanya. Itulah ustadz Ahmad yang datang dari kampungsebelah bersilaturahim ke tempat Kyai Ilyas.Setelah bercengkerama tentang keadaan keluarga, ustadz Ahmad mulai berceritakepada Kyai Ilyas. ”Begini rama kyai, kemarin waktu hari jum’atan di masjid tempatsaya biasa mengajar, ada seseorang yang begitu mengagumkan, rama kyai...” ungkapustadz Ahmad mulai bercerita. ”Mengagumkan gimana...?” tanya Kyai Ilyas.”Ada seseorang namanya Parmin, ia sebenarnya orang biasa yang pekerjaan sehari-hari asalnya tukang ngarit (pencari rumput) membuat kami semua terkesima. Tigabulan ia pergi entah kemana, sekitar seminggu ini ia pulang kampung. Pada saatkencleng (kaleng/tempat infak di masjid) dikelilingkan, dan pas sampai ke dia, ia tiba-tiba mengeluarkan dari saku bajunya uang satu juta, terus dimasukkan ke kenclengsebagai infak.” ”Lo...apa hebatnya ?”, sergah kyai Ilyas.”Begini rama kyai .....pertama, uang sebanyak itu di tempat saya bukanlah uang yangsedikit, apalagi mau menginfakkan, apatah lagi yang menginfakkan itu seorangParmin yang dulunya tukang ngarit. Kedua, uang yang diinfakkan itu adalah uangyang tiba-tiba muncul di saku Parmin, karena orang – orang yang di sekelilingnya juga melihat, awalnya di saku Parmin kelihatan tidak ada uang sama sekali, apa itunamanya tidak hebat rama kyai ?” begitu cerita ustadz Ahmad.Mendengar penuturan ustadz Ahmad, Kyai Ilyas menghela nafas panjang.”Udah cuma itu saja ?” tanya Kyai Ilyas”Belum....rama kyai...”, jawab ustadz Ahmad, dengan sedikit tersenyum. ”Setelahselesai sholat jum’at, iapun membagi-bagikan uang kepada beberapa orang temennyayang dulu sama-sama tukang ngarit, dan orang – orang yang memang tidak mampu,dan uang yang dibagi-bagikan itupun uang yang tiba-tiba ada di kantong sakunya.””O...begitu saja to....” sergah Kyai Ilyas.”Belum selesai, rama kyai....” sergah ustadz Ahmad sambil sedikit tertawa. ”Sekarangrumahnya Parmin, ramai didatangi orang. Awalnya yang datang memang mintadibantu urusan hutang piutang, kemudian ada juga yang datang karena anaknya adayang sakit..minta obat, dan sekarang ramai-ramai pemuda di kampung situ mintadiajari ilmu kebal.” ungkap ustadz Ahmad dengan berapi-api.Setelah mendengar cerita ustadz Ahmad, Kyai Ilyaspun terdiam. Melihat kyai Ilyasdiam, ustadz Ahmadpun ikut terdiam. Agak lama mereka berdiam, sementara daridalam masjid di pesantren itu, sayup – sayup terdengar seorang santri sedang tadarusAl Qur’an. Browse Pengantar Sujud syukur kehadirat Allah SWT. dengan sifat “rahman dan rakhim-Nya”masih memberi kesempatan kepada “hamba yang hina ini” untuk menarik nafasdalam setiap ujung kehidupan dunia ini. Shalawat serta salam senantiasa kitahaturkan kepada junjungan kita “Kanjeng Nabi Muhammad SAW” besertasahabat-sahabatnya.Ebook ini, saya beri judul ”Sang Bidadari dari Surga” merupakan salah satuartikel dalam kumpulan artikel dalam ebook ini. Ebook ini sebenarnyamerupakan kumpulan artikel yang saya tulis dalam blog saya www.kangtris.com.Harapan saya ebook ini bisa menjadi salah satu bahan inspirasi bagi kita semuadalam mengarungi kehidupan ini.Artikel yang saya tulis, ada beberapa yang berasal dari pengalaman nyata pribadisaya, selain itu beberapa kisah fiksi yang sengaja saya tulis dari berbagai kisahsahabat dan sumber inspirasi lainnya.Terima kasih saya haturkan kepada guru-guru ngaji saya, seperti Al MukaromKH. Abdul Khaliq, Habib Yusuf bin Habib Ahmad serta sahabat – sahabat yangtidak bisa saya sebutkan satu persatu. Khusus kepada isteri tercinta ChusnulChotimah yang telah meluangkan waktunya untuk bersama-sama belajar di jalanAllah.Terakhir, silahkan kritik dan saran dari sahabat bisa kirim via email kekangtris@yahoo.co.id atau kunjungi blog saya www.kangtris.com.Salam,Imam Sutrisno Sang Bidadari dari Surga www.kangtris.com1 Seribu Keistimewaan Suatu sore sehabis maghrib, terlihat seorang berusia empat puluhan tahun datangberkunjung ke tempat Kyai Ilyas. Orang itu berpakaian sederhana, berperawakansedikit kerempeng, memakai baju koko hijau, dan berkain sarung, terlihat kopiahhitam menempel di kepalanya. Itulah ustadz Ahmad yang datang dari kampungsebelah bersilaturahim ke tempat Kyai Ilyas.Setelah bercengkerama tentang keadaan keluarga, ustadz Ahmad mulai berceritakepada Kyai Ilyas. ”Begini rama kyai, kemarin waktu hari jum’atan di masjid tempatsaya biasa mengajar, ada seseorang yang begitu mengagumkan, rama kyai...” ungkapustadz Ahmad mulai bercerita. ”Mengagumkan gimana...?” tanya Kyai Ilyas.”Ada seseorang namanya Parmin, ia sebenarnya orang biasa yang pekerjaan sehari-hari asalnya tukang ngarit (pencari rumput) membuat kami semua terkesima. Tigabulan ia pergi entah kemana, sekitar seminggu ini ia pulang kampung. Pada saatkencleng (kaleng/tempat infak di masjid) dikelilingkan, dan pas sampai ke dia, ia tiba-tiba mengeluarkan dari saku bajunya uang satu juta, terus dimasukkan ke kenclengsebagai infak.” ”Lo...apa hebatnya ?”, sergah kyai Ilyas.”Begini rama kyai .....pertama, uang sebanyak itu di tempat saya bukanlah uang yangsedikit, apalagi mau menginfakkan, apatah lagi yang menginfakkan itu seorangParmin yang dulunya tukang ngarit. Kedua, uang yang diinfakkan itu adalah uangyang tiba-tiba muncul di saku Parmin, karena orang – orang yang di sekelilingnya juga melihat, awalnya di saku Parmin kelihatan tidak ada uang sama sekali, apa itunamanya tidak hebat rama kyai ?” begitu cerita ustadz Ahmad.Mendengar penuturan ustadz Ahmad, Kyai Ilyas menghela nafas panjang.”Udah cuma itu saja ?” tanya Kyai Ilyas”Belum....rama kyai...”, jawab ustadz Ahmad, dengan sedikit tersenyum. ”Setelahselesai sholat jum’at, iapun membagi-bagikan uang kepada beberapa orang temennyayang dulu sama-sama tukang ngarit, dan orang – orang yang memang tidak mampu,dan uang yang dibagi-bagikan itupun uang yang tiba-tiba ada di kantong sakunya.””O...begitu saja to....” sergah Kyai Ilyas.”Belum selesai, rama kyai....” sergah ustadz Ahmad sambil sedikit tertawa. ”Sekarangrumahnya Parmin, ramai didatangi orang. Awalnya yang datang memang mintadibantu urusan hutang piutang, kemudian ada juga yang datang karena anaknya adayang sakit..minta obat, dan sekarang ramai-ramai pemuda di kampung situ mintadiajari ilmu kebal.” ungkap ustadz Ahmad dengan berapi-api.Setelah mendengar cerita ustadz Ahmad, Kyai Ilyaspun terdiam. Melihat kyai Ilyasdiam, ustadz Ahmadpun ikut terdiam. Agak lama mereka berdiam, sementara daridalam masjid di pesantren itu, sayup – sayup terdengar seorang santri sedang tadarusAl Qur’an. Sang Bidadari dari Surga www.kangtris.com2Sesekali, terlihat ustadz Ahmad mengambil teh poci yang sudah terhidang dari tadi dimeja tamu.”Begini........”, tiba – tiba Kyai Ilyas mulai berbicara. Suatu ketika, Syeikh Abu Yazid al-Bisthamy pernah didatangi muridnya, yangmelaporkan karomah dan kehebatan seseorang.“Dia bisa menyelam di lautan dalam waktu cukup lama…”“Saya lebih kagum pada paus di lautan…”“Dia bisa terbang…!” kata muridnya.“Saya lebih heran, burung kecil terbang seharian…karena kondisinya memangdemikian,” jawabnya.“Lhah, dia ini bisa sekejap ke Mekkah…”“Saya lebih heran pada Iblis sekejap bisa mengelilingi dunia…Namun dilaknat oleh Allah.” Kyai Ilyaspun, kemudian berkata lagi,“Yang mengagumkan bukannya orang yang memasukkan tangan ke kantong sakunya,lalu menafkahkan apa saja dari kantong itu. Yang mengagumkan adalah orang yangmemasukkan tangannya ke kantong sakunya karena merasa ada sesuatu yangdisimpan di sana. Begitu ia masukkan tangannya ke sakunya, sesuatu itu tidak ada,namun dirinya tidak berubah (terkejut) sama sekali.”Jadi karomah itu sesungguhnya hanyalah cara Allah memberikan pelajaran kepadayang diberi karomah agar perjalanan ruhaninya tidak berhenti, sehingga semakinmenanjak, semakin naik, bukan untuk menunjukkan keistimewaanya.Yang istimewa adalah istiqomah sebab istiqomah itu lebih hebat dibanding seribukaromah, dan memang, hakikat karomah adalah istiqomah itu sendiri.Mendengar ungkapan Kyai Ilyas, ustadz Ahmad hanya menunduk, dari bibirnyahanya lirih sebuah ucapan....astagfirullahhal’adzim..... Ia mulai merasa malu terhadapsikap kekagumannya terhadap Parmin.Wallahu’alam. Sang Bidadari dari Surga www.kangtris.com3 Kutemukan sebuah cahaya Pagi itu bertepatan hari sabtu, dari sebuah room Deluxe Suite Hotel Lor In yangterletak di Jalan Adi Sucipto Solo, tampak seorang pemuda masih asyik bermalas-malasan dengan melihat tayangan sebuah program berita, ”Apa Kabar Indonesia Pagi”di TV One. Terlihat tayangan yang dikemas secara santai, dengan konsep outdooryang berlokasi di sebuah lapangan di Jakarta.Tampak disana, lalu lalang orang – orang yang sedang berlari – lari kecil, denganhanduk kecil di pundaknya. Sementara sang host, sedang santai mewawancari duaorang nara sumber, yang kebetulan sedang membahas dampak pengeboman Hotel JWMarriot dan Ritz Carlton bagi ekonomi makro di Indonesia.Edi Sutanto namanya, seorang Account Officer dari sebuah lembaga ventura diJakarta. Kebetulan hari jum’at kemarin ia bertemu dengan salah seorang klient, untuk melakukan survei dan menganalisa kelayakan proposal pembiayaan dari sebuahperusahaan agriculture di Solo. Dari hasil analisa diperoleh data bahwa payback period project tersebut terlalu lama, IRR maupun NPV juga tidak masuk. Belum lagiditambah aspek manajemen yang lain, sehingga ia mengambil kesimpulan bahwaperusahaan tersebut untuk tidak layak untuk dibiayai, namun pemilik perusahaantersebut mengemis – ngemis supaya proposalnya disetujui. Bahkan tidak hanya itu,menjelang ia akan kembali ke hotel tempat menginapnyapun, ia sempat ditawarisejumlah uang sebagai success fee jika proposalnya disetujui.Jam dinding telah menunjukkan pukul 09.00 pagi, tampak Edi keluar dari roomnya. Iaberpakaian santai dengan mengenakan kaos oblong putih dan jelana jeans warna biru,sementara di telapak tangan kanannya tergenggam sebuah Blackberry Bold. Iapunberjalan keluar dari hotel menuju jalan raya di jalan Adi Sucipto, terlihat iamelambaikan tangan kepada seorang tukang becak yang berjejer tidak jauh dari hoteltersebut.”Pak, jalan – jalan muter Solo ya ?”, pintanya kepada tukang becak itu. ”Monggomas.” jawab si tukang becak. Rupanya Edi ingin jalan – jalan menikmati keindahankota Solo dengan naik becak. ”Ke Manahan aja dulu pak ? ” terdengar Edi berbicarakepada si tukang becak. Becakpun melaju menuju lapangan Manahan Solo dengansantai, sementara di kanan jalan berseliweran kendaraan pribadi dan umum membuatangin menerpa Edi dan tukang becak itu. Terlihat sesekali Edi bertanya asal usul situkang becak itu, dan dengan suara khas Solo, tukang becak menjawabnya. Sesampaidi Manahan, Edipun berhenti sejenak. Terlihat kemudian Edi makan di warunglesehan yang ada di sekitar stadion itu, Edi berusaha menawarkan si tukang becak itu,namun dengan santun tukang becak menolaknya.Setelah ke Manahan, kemudian Edi dan tukang becak berjalan lagi menuju JalanSlamet Riyadi menikmati keindahan di kota Solo. Tak terasa waktu sudah berangsursore, becakpun bergerak menuju Jalan Adi Sucipto ke Hotel Lor In tempat Edimenginap. Ketika sudah selesai, Edipun mengeluarkan uang seratus ribu dandiberikan kepada tukang becak tersebut. Namun tanpa disangka tukang becak itu Sang Bidadari dari Surga www.kangtris.com4berkata, ”Mas, nyuwun ngapunten, ini terlalu banyak bagi saya.” begitu kata tukangbecak itu. ”Ya..ga apa-apa, itung – itung dapat rejeki tambahan dari saya.” kata Edi.Namun, dengan sederhana tukang becak itupun berkata, ” Mas, biasanya dalam satuhari, paling besar saya dapat ya lima puluh ribu, jadi kalau seratus ribu, terlalubanyak. Hak saya cuma lima puluh ribu mas.” Mendengar jawaban itu Edi agak berkenyit, iapun berkata, ”Ya sudah...bagaimana kalo kita makan bareng saja pak,pakai uang yang lima puluh ribu ini, gimana ? ” tanya Edi.”Begini mas, bukan menolak rejeki tapi saya dapat lima puluh ribu hari ini saja, sayasudah bersyukur, karena kebutuhan dua hari saya dan keluarga sudah tercukupi.”Begitu kata – kata akhir dari si tukang becak. Akhirnya Edipun mengganti uang yangseratus ribu itu dengan lima puluh ribuan. Kemudian tampak tukang becakpun pergimeninggalkan Edi, yang kelihatan masih terheran – heran dengan perilaku tukangbecak tersebut.Sesaat kemudian tampak Edipun masuk ke roomnya di Hotel Lor In, kemudian iaterlihat duduk merenung. Ia menatap keluar lewat jendela, ia pandangi Jalan AdiSucipto dimana ia bertemu dengan tukang becak tadi. Fikirannya melalang jauh,terlintas bagaimana kemarin ia ditawari sejumlah uang sebagai success fee, jika iabisa meloloskan proposal klientnya.”Hem...tukang becak saja bisa bersyukur...” gumannya dalam hati. Iapun lamatermenung, merenungi diri sendiri, sambil bertanya dalam hati, ”sudahkah sayatermasuk golongan orang yang bersyukur ?” Ia begitu miris, ketika memandangidalam – dalam dirinya di kaca cermin, betapa dalam hatinya, selalu merasa ”kurangdan kurang”. Iapun tertegun, perlahan mengambil air di wastafel membasuk mukanyayang terasa kering sambil berkata lirih....astaghfirullahal’adzim. Sesaat kemudian iamulai merasa menemukan sebuah cahaya....cahaya yang mengingatkan agar ia bisabersyukur. Telah banyak artikel yang ia lihat tentang bersyukur, tidak sedikit bukuyang ia baca yang mengupas makna dan pentingnya bersyukur, namun ia tidak begitutersentuh oleh artikel dan buku – buku itu, justru hatinya tersentuh oleh tingkahseorang tukang becak.Melalui tukang becak itu, ia bisa lebih menghayati tentang makna dan pengertianbersyukur itu sendiri, bukan karena definisi bersyukur yang ia baca, namun dariperilaku bersyukur tukang becak tersebut. Iapun menemukan sebuah cahaya di JalanAdisucipto itu. Cahaya yang berasal dari perilaku tukang becak. Sang Bidadari Dari Surga Suatu hari Ali mendengar bahwa Rasulullah saw mendapat beberapa orang budak. Maka iapun meminta kepada Fatimah untuk pergi menemui Rasulullah guna meminta salah satu budak agar bisa meringankan pekerjaan Fatimah. Pergilah Fatimah memenuhi permintaan Ali, tapi… (More) Add To Collection 5.2K Reads 87 Readcasts 3 Embed Views Published by Kang Tris TIP Press Ctrl-F to search anywhere in the document. Get Scribd Mobile To get Scribd mobile enter your number and we'll send you a link to the Scribd app for iPhone & Android. We'll never share your phone number. iTunes App Store | Google Play Store Info and Rating Category: Books - Non-fiction > Religion & Spirituality Rating: Upload Date: 09/03/2009 Copyright: Attribution Non-commercial Tags: Islam spiritual inspirasi kisah hikmah Flag for inappropriate content .PDF .TXT Recommended 3 p. Tangga Kesabaran Kang Tris 2413 Reads 2 p. Memiliki Tak Selalu Menikmati Kang Tris 2175 Reads 4 p. Download Scribd Kang Tris 57022 Reads 105 p. Kenalilah Aqidahmu Kang Tris 7701 Reads More From This User 2 p. Spirit Tahun Baru Kang Tris 634 Reads 2 p. Seekor Burung Dan Sakaratul Maut Kang Tris 2387 Reads 83 p. Menuju Hati Khusu Kang Tris 4127 Reads 31 p. As Syamail Kang Tris 1942 Reads Notes Post Note ermittler3 years ago bagus pak, terima kasih. insyaAllah bermanfaat tulisannya About About Scribd Team Blog Join our team! Contact Us Premium Premium Reader Scribd Store Advertise with us Get started AdChoices Support Help FAQ Press Partners Developers / API Legal Terms Privacy Copyright Get Scribd Mobile Scribd on Appstore Scribd on Google Play © Copyright 2013 Scribd Inc. Language: English

Tidak ada komentar:

Posting Komentar